Ini mungkin berita lama bagi para ahli sejarah
dinosaurus di seluruh dunia, tetapi ternyata brontosaurus tidak pernah
benar-benar ada.
Seperti dilaporkan NPR pada Minggu, cerita
asal-usul brontosaurus adalah kisah menarik yang menyoroti permulaan penemuan
ilmiah yang masih mentah.
Foto dari 1934 yang menunjukkan "Brontosaurus" dengan tengkorak yang salah (Carnegie Museum)
Pada 1877, dua ahli paleontologi bersaing untuk
mengetahui siapa yang bisa membuat penemuan terhebat tentang sisa-sisa dinosaurus.
Othniel Charles Marsh dan Edward Drinker Cope adalah rival abadi yang kadang
mengambil langkah-langkah ekstrem untuk memamerkan kehebatan mereka. Persaingan
mereka begitu ketat, sampai terkenal dengan nama Bone War alias Perang Tulang.
"Ada cerita tentang Cope dan Marsh mengatakan
kepada kolektor fosil mereka untuk menghancurkan kerangka yang masih berada di
tanah, agar orang lain tidak bisa menemukannya," tutur Matt Lamanna,
kurator di Museum Sejarah Alam Carnegie di Pittsburgh, kepada NPR "All
Things Considered." "Itu persaingan yang sangat ketat."
Pada puncak persaingan mereka, Marsh menemukan
kerangka parsial dinosaurus berleher dan berekor panjang tanpa kepala. Untuk
mempercepat proses agar bisa mendapatkan pengakuan, dia menggunakan tengkorak
dari dinosaurus lain dan menjuluki temuannya itu apatosaurus.
"Dua tahun kemudian, kolektor fosilnya yang bekerja di Barat mengiriminya kerangka kedua yang menurutnya adalah milik dinosaurus berbeda yang dia beri nama brontosaurus," tutur Lamanna.
Namun, kerangka itu sebenarnya adalah milik apatosaurus. Sangat mirip dengan penemuan apatosaurus pertama, seandainya Marsh masih menunggu bukti lainnya, kesalahan penelitian bisa dihindari. Namun, dalam usaha untuk mengungguli rivalnya, Marsh mengungkapkan "penemuan” tersebut. Dan dengan demikian sejarah brontosaurus dimulai.
Ternyata, kesalahan Marsh dikoreksi oleh para ilmuwan jauh sebelum masyarakat bersedia menghapuskan “legenda” brontosaurus, dengan meluruskan fakta satu abad yang lalu pada 1903. Dan seperti yang dilaporkan NPR, bahkan Museum Carnegie sendiri menempatkan kepala yang salah pada kerangka apatosaurus pada 1932, menyebutnya brontosaurus.
Akhirnya, pada 1979, dua peneliti Carnegie mencocokkan kerangka itu dengan kerangka apatosaurus sebenarnya yang ditemukan di Utah pada 1910.
Meskipun demikian, brontosaurus tetap menjadi spesies permanen dalam budaya populer. Apakah itu adalah ketidaktahuan sederhana, atau sesuatu yang lebih dalam? Seperti yang dikatakan Discovery Channel, "Ketika musisi Prince mengganti namanya dengan nama yang sulit diucapkan, semua orang masih memanggilnya 'Prince’. Kebingungan yang sama terjadi pada dinosaurus apatosaurus, yang masih disebut 'brontosaurus' oleh banyak orang. "
"Brontosaurus berarti 'kadal guntur,'" tutur Lamanna. "Itu adalah nama besar yang menggetarkan, sedangkan apatosaurus berarti 'kadal penipu.’ Itu sedikit lebih membosankan.”
0 komentar:
Posting Komentar