Teori Perdagangan Internasional modern dimulai
ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933)
mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan
dalam teori keunggulan komparatif, yang terdapat dalam bukunya “Interregional
and International Trade”. Mereka berdua merupakan pionir teori modern dalam
perdagangan internasional dan teorinya kita sebut teori Heckscher-Ohlin atau
teori H-O.
Teori ini mengemukakan kelemahan teori klasik yang
mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan
bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity
of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara
(Salvatore,2004:116). Teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab
perbedaaan produktivitas tersebut.
Teori H-O
menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing
negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang
dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The
Proportional Factor Theory”. Teori faktor produksi ini terdapat dalam
artikel : “The Effect of Foreign Trade on the Distribution of Income”. Selanjutnya
negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam
memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor
barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam
memproduksinya. Negara-negara atau daerah-daerah tropik berusaha
menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang yang
berasal dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan, sedangkan negara-negara
atau daerah-daerah sedang, yang relatif akan kaya modal, berusaha untuk
menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang
industri.
Atas
dasar inilah H-O, mengemukakan konsepsinya yang dapat disimpulkan sebagai
berikut :
- . Bahwa perdagangan internasional/antar negara tidaklah banyak berbeda dan hanya merupakan kelanjutan saja dari perdagangan antar daerah. Perbedaan pokoknya terletak pada masalah jarak. Atas dasar inilah maka Ohlin melepaskan anggapan (yang berasal dari teori klasik) bahwa dalam perdagangan internasional ongkos transport dapat diabaikan.
- Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas keuntungan alamiah atau keuntungan yang diperkembangkan (natural and acquired advantages dari Adam Smith) akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang itu. Adasar itu muncul teori proporsi faktor produksi yang dikemukakan oleh H-O.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost
yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant
yang melukiskan total kuantitas produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan
bahwa jika terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isocost
maka akan ditemukan titik optimal. Sehingga dengan menetapkan biaya
tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal atau sebaliknya dengan biaya
yang minimal suatu negara dapat memproduksi sejumlah produk tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar