Jumat, 01 Maret 2013

Inti bisnis itu soal komitmen


Apa sebenarnya inti dari membangun dan membesarkan bisnis? Bagi saya satu saja: komitmen. Komitmen atas apa yang kita janjikan dan yang dilakukan. Komitmen akan memacu passion, bekerja dengan cinta, keuletan maupun kepribadian yang pantang menyerah.

Kalau sudah memiliki komitmen, kita tak mudah goyah menghadapi tantangan. Tidak gampang lirik sana atau lirik sini. Bisnis pun menjadi lebih focus.

Komitmen dalam berbisnis membentuk seorang pebisnis memiliki karakter, jujur dan terpercaya. Sekalipun kita seorang pebisnis atau pemimpin yang tidak pintar-pintar amat, jika memiliki karakter dan jujur, kita akan selalu disegani oleh kawan mau pun lawan bisnis kita.

Memang berat membangun maupun memegang teguh komitmen. Banyak sekali godaan yang bisa menggoyahkannya. Seringkali juga butuh pengorbanan bahkan harus mau menanggung rugi lebih dulu untuk menjaga komitmen.

Saya sedikit berbagi pengalaman ketika membangun karier bisnis saya. Awalnya, saya hanya tukang foto dan penyedia jasa cuci cetak foto. Ya, usahanya pasang surut.

Suatu saat saya mendapatkan order memotret untuk selebaran  promosi dari Grup Djarum. Saya kerjakan dengan komitmen supaya klien saya puas. Walau bayaran awalnya tak seberapa, saya bangga karena Djarum cocok dengan hasilnya.

Dari situ, order kembali mengalir. Bahkan kemudian makin bertambah banyak ordernya hingga ke pembuatan promosi Grup Djarum. Boleh dibilang, bisnis saya, Dwi Sapta, besar karena memiliki klien Djarum.

Bukan semata-mata bayarannya yang besar. Lebih penting lagi, dia menjadi portofolio penting dalam bisnis saya. Maka, apa pun yang diminta Djarum saya lakukan, dan siap menanggung segala risikonya. Ini merupakan wujud komitmen saya.

Ketika komitmen sudah diberikan, pantang ditarik kembali. Sekalipun sebuah proyek merugi karena saya teledor sejak awal, kita harus tetap menyelesaikannya. Itu namanya komitmen. Apa yang diperjanjikan sesuai dengan yang diwujudkan.
   

Dalam bisnis saya, komitmen itu tak sekadar ke klien tapi juga kepada karyawan. Artinya, komitmen yang kita janjikan ke karyawan  juga harus ditepati. Dengan cara itu, karyawan juga memiliki komitmen untuk bekerja, minimal sesuai target. Bahkan bisa melebihi target karena mereka juga memiliki komitmen terhadap keluarganya.

Adapun pemimpin perusahaan memiliki komitmen yakni mencapai goal yang besar. Jika kita fokus dengan komitmen kita, saya yakin usaha apa pun yang kita direct akan berhasil. Bagi Dwi Sapta, goal kami adalah menjadi the best agency company. Saat ini, tujuan utama kami sudah tercapai.Saat ini yang sulit adalah bagaimana mempertahankan dan terus membesarkannya.


Secara umum, komitmen yang kita junjung itu  juga harus tecermin pada semua perilaku kita. Sebab, perilaku itu paling gampang dilihat. Ini ukuran paling mudah menilai sebuah komitmen. Apabila klien maupun karyawan melihat kita memang berperilaku atau mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan komitmennya, efeknya akan menular.

Karyawan akan terpacu semangat dan etos kerjanya sehingga mereka akan ikut bekerja keras.
Klien pun akan makin percaya karena merasa puas. Kapan pun kita akan dipakai. Ini seperti putaran yang tak terputus.

Jadi, sesimpel itu membangun bisnis, yakni punya komitmen.

A. Adji Watono
Dwi Sapta Integrated Marketing Communication (IMC).

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More