Pendahuluan
Pemimpin merupakan
kepercayaan yang diberikan kepada seseorang untuk memberikan komando atau
arahan kepada orang-orang yang telah memberikan kepercayaan untuk mencapai
tujuan tertentu, dengan harapan pemberi kepercayaan tersebut akan lebih baik
nasibnya dibandingkan dari kepemimpinan sebelumnya.
Peran pemimpin dalam suatu organisasi secara mikro dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja dan kwalitas kehidupan kerja para bawahan, yang pada akhirnya keberhasilan bawahan ini secara makro akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi. Sebab perilaku organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut.
Namun
kenyataanya, dalam memimpin suatu organisasi atau kelompok, seorang pemimpin
sering menyalahgunakan kewenangannnya dalam menjalankan suatu organisasi.
Sebagai “decision maker “. Pemimpin
cenderung melakukan praktik semena-mena dalam mengambil suatu keputusan.
Pengaruh “like and dislike” selalu
menjadi ukuran dalam memberdayakan seseorang. Kondisi seperti ini selalu
terjadi pada instansi pemerintah yang sarat akan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN). Sehingga banyak bawahan atau staf yang menjadi bermuka dua atau suka
mencari perhatian atasannya dalam arti yang “negatif”, yang terpikir olehnya
adalah bagaimana “Asal Bapak Senang (ABS)”. Lalu bagaimana sebenarnya tipe
pemimpin yang ideal dalam suatu organisasi ?
Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin
serta kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan
secara struktural maupun fungsional. Dalam praktek sehari-hari antara pemimpin
dan kepemimpinan sering diartikan sama, padahal keduanya memiliki pengertian
yang berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan
kepemimpinan adalah bakat atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Jadi,
seorang pimpinan harus memiliki bakat kepemimpinan dalam mendukung tugasnya.
Pemimpin dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan kemampuan manajerial (Manajerial Skill) maupun kemampuan
teknis (Teknical Skill) secara aktif
untuk mempengaruhi pihak lain dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Seorang pemimpin dengan kekuasaan yang dimilikinya dapat
mempengaruhi seseorang untuk mau melakukan sesuatu yang diinginkannya.
Tentunya, hal ini lah yang sering menimbulkan kesan negative dari seorang
pemimpin.
Pemimpin
merupakan figur sentral yang dapat mempersatukan kelompok-kelompok untuk dapat
saling berinteraksi dan mengadakan kerjasama untuk pencapaian tujuan
organisasi. Dengan kemampuan yang dimilikinya, akan dengan mudah
mengkolaborasikan keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam suatu
kelompok untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Menurut
Siagian (1994), bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang
efektif apabila secara genetika telah memiliki bakat kepemimpinan dan
bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk
menduduki jabatan kepemimpinannya, serta kemampuan tersebut dapat ditopang oleh
pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang
bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Tipe
Kepemimpinan
Dalam
suatu organisasi ada beberapa tipe-tipe pemimpin yang dimiliki seseorang yang
dapat mempengaruhinya dalam menjalankan organisasi, antara lain sebagai berikut :
1.
Tipe Otokratik
Seorang pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otokratik dipandang
sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam
menjalankan kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang
dimunculkan dalam karakter tipe kepemimpinan ini selalu menonjolkan
“keakuannya”.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik ini bersifat kebapaan yang mengembangkan
sikap kebersamaan. Salah satu ciri utamanya sebagaimana yang digambarkan
masyarakat tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para
anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin
seperti ini menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan di masyarakat. Biasanya
tipe seperti ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
3.
Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat
besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu
dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar
dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang
sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi,
sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh
masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.
Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang
manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin
demokratik disegani bukannya ditakuti.
Dari
kelima tipe kepemimpinan diatas, masing-masing tipe memiliki kelebihan dan
kelemahannya. Untuk penempatan tipe tersebut tergantung pada organisasi yang
akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran diperlukan tipe
kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut dibutuhkan kesatuan
komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau tidak senang, semua
anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah dari atasan. Jadi,
dalam menentukan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin
harus disesuaikan dengan jenis organisasi yang akan dipimpin.
Ciri-ciri
Pemimpin dan Kepemimpinan Yang Baik
Sebagai
seorang pemimpin yang mengingikan kemajuan bagi anggota dan organisasi yang
dipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin harus memiliki :
1.
Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan
seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk
mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2.
Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan
organisasi.
3.
Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan
suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama,
tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk
mencari dan menemukan hal-hal baru.
4.
Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang
tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis
operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan
berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi
pada pemecahan masalah.
5.
Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai
kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang
dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang
kuat.
6.
Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang
integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai organisasi.
7.
Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi
komunikasi dalam organisasi antara lain: fungsi motivasi, fungsi ekspresi
emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
8.
Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya
dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
9.
Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial
seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya
untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam
organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10. Objektivitas,
pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat
bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin
dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara
objektif.
11. Pragmatisme,
dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam
bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang
berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan
tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima
kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang
diharapkan.
12. Kemampuan
Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen dan yang Penting.
13. Naluri
yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu.
14. Rasa
Kohesi yang tinggi “senasib sepenanggungan”, ketertarikan satu sama lain.
15. Rasa
Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga
hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
16. Keteladanan,
seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap,
tindak-tanduk dan perilaku.
17. Menjadi
Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapan terhadap pendapat
orang lain.
18. Adaptabilitas,
kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial.
19. Fleksibilitas,
mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan
perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi
tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
20. Ketegasan,
keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan proaktif.
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk efektifitasnya suatu organisasi,
seorang pemimpin hendaknya memiliki ciri tersebut. Selain itu kemampuan dalam
berkomunikasi juga sangat dibutuhkan. Sebab dalam menjalankan suatu organisasi
akan terjalin interaksi antara orang-orang yang berada di dalam maupun diluar
organisasi. Untuk itu hubungan vertikal antara pimpinan dan bawahan dan
hubungan horizontal antara sesama rekan sejawat harus dipelihara diantara
keduanya agar kerjasama dapat berjalan dengan baik.
Penutup
Kepemimpinan
merupakan bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir, namun kepemimpinan
tersebut juga dapat diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman yang telah
dilaluinya. Sedangkan pemimpin adalah orang yang mendapat kepercayaan
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab tertentu dalam suatu organisasi atau
kelompok. Bagaimana cara seseorang dalam memimpin suatu organisasi tergantung
pada tiga factor, yakni: sifat, karakter dan lingkungan disekitarnya. Sebab ke
tiga faktor tersebutlah yang sangat dominan dalam menentukan tipe kepemimpinan
seseorang. Dalam memajukan suatu organisasi ada beberapa ciri-ciri pemimpin
yang baik yang dapat diterapkan oleh seorang pemimpin. Namun yang paling
terpenting dalam menjalankan suatu organisasi adalah kemampuaan manajerial yang
harus dimilikinya agar bawahan dapat melaksanakan dan mau mengerjakan apa yang
menjadi tugas dan tanggungjawabnya sebagai bawahan. Dan idealnya seorang
pemimpin harus mampu melakukan komunikasi yang efektif antara bawahan dan
atasan begitu juga sebaliknya.
Tetapi
yang menjadi catatan bagi penulis adalah bahwa tidak semua orang dapat
menjadi pemimpin pada satu organisasi tertentu, karena suatu organisasi
membutuhkan karakter serta sifat yang berbeda-beda. Artinya penentuan figur
pemimpin yang tepat dalam suatu organisasi, tergantung kepada kebutuhan
organisasi itu sendiri.
1 komentar:
aseeeekkkk...:)
Posting Komentar