Eddy Kurniawan Logam |
Membuat usaha dengan saudara atau keluarga memang harus memiliki rasa percaya yang kuat satu dengan lainnya. Fondasi yang dibangun harus dengan kuat dan benar. Lalu, visi, misi, dan spirit juga harus sama agar perusahaan berjalan benar.
Ini yang saya lakukan dengan adik saya ketika mendirikan PT Logindo Samudra makmur pada tahun 1995. Kami berdua jatuh cinta dengan kapal. Passion bisnis kami di sana. Bagi kami berdua, kapal adalah bisnis yang excited.
Kecintaan ini barangkali kami tumbuh dari lingkungan kami. Ayah saya berbisnis kapal tongkang untuk angkutan kayu. Bedanya dengan usaha ayah, kapal kami support bisnis minyak dan gas.
Dalam menjalankan usaha, apa pun itu jenisnya harus memiliki passion. Tanpa rasa cinta atas pekerjaan atau bisnis kita, bisnis sulit berkembang cepat. Beda kalau kita punya passion, bekerja menjadi lebih ringan karena ada rasa senang di sana.
Selain itu, bisnis harus dijalankan dengan jujur, percaya satu dengan tim. Rasa curiga akan membuat bisnis berjalan berat karena satu dengan yang lain ada pikiran negatif. Rasa curiga juga akan membuat kita tak produktif dalam berkarya.
Di Logindo, kami membangun tim yang solid. Fondasi yang kami bangun harus kuat. Spirit yang kami bangun juga harus sama. Saya bersyukur karena mayoritas yang bekerja dengan kami adalah orang-orang lama, yang memiliki spirit yang sama.
Sebagai pebisnis kapal yang men-support bisnis minyak dan gas, hal terpenting bagi kami adalah membuat klien puas. Makanya, ini menjadi tag line bagi Logindo, yakni serve with integrity. Kepuasan pelanggan nomor satu.
Itulah sebabnya, selain menyediakan kapal, kami juga melengkapi diri dengan maintenance dan perbaikan. Anytime ada kerusakan kapal, kami bisa membetulkan. Dengan begitu, rencana bisnis klien bisa sesuai jadwal.
Spirit melayani inilah yang selalu saya katakan ke karyawan Logindo. Lewat development camp, kami secara rutin terus mengomunikasikan semangat melayani ini.
Tiap bulan, kami melakukan briefing dari level manajemen sampai bawah. Selain untuk melakukan evaluasi pekerjaan, kami juga harus menatap masa depan.
Bagi saya, kesuksesan bisnis Logindo adalah kesuksesan tim, bukan pemegang saham. Makanya, semangat kami harus sama.
Tahun ini, kami melangkah satu step lagi dengan go public. Ini artinya, semakin banyak orang yang melihat kinerja kami.
Benar bisnis perkapalan menghadapi tantangan berat lantaran ada kasus di sejumlah emiten. Tapi bisnis kami berbeda dengan mereka. Fokus bisnis kami adalah melayani transportasi perusahaan migas secara terintegrasi.
Namun, seperti yang dikatakan Robert H. Schuler: tough never last, but tough people do. Masa-masa sulit tak akan berlangsung lama, tapi orang-orang yang kuat yang akan bertahan.
Dan ini kami buktikan dalam perjalanan bisnis Logindo. Kami melewati krisis 1997-1998, 2005 dan sekarang. Bisnis kami tak terpengaruh sama sekali. Bahkan, kami terus berlayar karena peluang itu terbuka.
Ini tak lepas dari kerja tim di Logindo dalam melayani kebutuhan klien kami, para perusahaan migas.